Semenjak santernya berita Gang Dolly ditutup, ribuan orang mulai mengakses hal hal yang berhubungan dengan gang dolly. Sahabat anehdidunia.com perlu anda ketahui bahwa Dolly atau Gang Dolly adalah nama sebuah kawasan lokalisasi pelacuran yang terletak di daerah Jarak, Pasar Kembang, Kota Surabaya, Jawa Timur, Indonesia. Di kawasan lokalisasi ini, wanita penghibur "dipajang" di dalam ruangan berdinding kaca mirip etalase. Konon lokalisasi ini adalah yang terbesar di Asia Tenggara lebih besar dari Patpong di Bangkok, Thailand dan Geylang di Singapura. Bahkan pernah terjadi kontroversi untuk memasukkan Gang Dolly sebagai salah satu daerah tujuan wisata Surabaya bagi wisatawan mancanegara. Yang akan kita bahas dalam postingan kali ini adalahSejarah dan Asal Usul Gang Dolly dimana tentu saja banyak pertanyaan akan asal gang dolly tesebut.
Dolly memang berada di tempat strategis di Kelurahan Putat Jaya, Kecamatan Sawahan, Surabaya, Jawa Timur. Kabarnya kawasan Dolly ini menjadi kawasan lokalisasi prostitusi yang terbesar se-Asia Tenggara dibandingkan Phat Pong di Bangkok, Thailand dan Geylang di Singapura. Selain itu keberadaan Dolly sendiri bahkan dinilai lebih terkenal dibandingkan Kota Surabaya.
Namun mungkin ada secuil pertanyaan yang menggelitik benak kita. Bila Dolly memang merupakan sebuah lokalisasi prostitusi terbesar di Asia Tenggara, lantas siapakah pendiri atau penggagas bisnis haram ini untuk pertama kalinya? Memang sampai saat ini tidak ada yang tahu persis bagaimana asal usul kawasan prostitusi gang Dolly dapat berdiri untuk pertama kalinya. Namun memang ditilik dari sejumlah literatur, nama Dolly sendiri memang sudah sangat terkenal dan sudah ada sejak abad ke 19 pada masa kolonial Belanda.
Dolly Van de Mart
Banyak beragam kisah terkait awal berdirinya Dolly, salah satunya menyebutkan bahwa Dolly adalah merupakan nama dari salah seorang perintis berdirinya usaha prostitusi tersebut di Surabaya. Dolly Van de Mart seorang perempuan keturunan Belanda yang membuka sebuah wisma berisikan para perempuan cantik yang utamanya digunakan untuk melayani tentara Belanda ketika itu. Karena pelayanan yang sangat memuaskan yang diberikan oleh para perempuan cantik tersebut, maka para tentara Belanda itupun akhirnya tertarik untuk kembali datang berkunjung. Tidak hanya itu saja, namun terdapat juga sejumlah masyarakat pribumi yang juga penasaran untuk singgah sampai akhirnya rumah bordil itupun ramai.
Dolly Khavit
Selain kisah Dolly Van de Mart, ada lagi kisah Dolly lainnya. Dalam kisah yang satu ini menyebutkan bahwa pada awalnya Dolly hanyalah sebuah kawasan pemakaman Cina yang kemudian dibongkar untuk dijadikan hunian. Lalu pada sekitar tahun 1967-an ada seorang mantan pelacur berdarah Jawa-Philipina yang bernama Dolly Khavit atau yang lebih dikenal dengan tante Dolly yang pindah ke daerah tersebut. Lantas tante Dolly untuk pertama kalinya mendirikan rumah bordilnya.
Usaha rumah bordilnya ini lantas membuat orang penasaran untuk singgah sehingga akhirnya Dollypun menjadi populer. Konon sejak saat itulah bisnis prostitusi inipun mulai menjalar, banyak kemudian puluhan wisma yang kurang lebih melakukan bisnis yang sama bermunculan. Selain memiliki lokasi yang strategis, cara para PSK menjajakan diri dengan berada di akuarium memang menjadi magnet yang besar bagi para lelaki hidung belang.
Sahabat anehdidunia.com mungkin orang berpikir Gang Dolly merupakan tempat yang menjijikkan, najis dan haram. Namun ketahuilah terkadang pilihan itu menjadi sulit ketika himpitan hidup mulai mencekik. Negara, Masyarakat, dan Siapapun juga ikut bertanggung jawab atas permasalahan ini.
Comments
Post a Comment